Senin, 10 Februari 2014

Kebanggaan di Era Global



         Gencarnya laju globalisasi yang menjelma dalam wujud triple “T” Revolution (Telecommunication, Transportation, Trade) kian hari kian kencang menerjang seluruh negeri. Tidak bisa dipungkiri, laju perkembangan tersebut telah memengaruhi pelbagai aspek dalam sendi kehidupan berbangsa. 
      Keadaan ini tentu patut dimafhumi adanya, mengingat pesatnya perkembangan zaman yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Tidak hanya di kota-kota besar dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang terus melaju, tetapi juga di daerah-daerah yang tersebar di pelbagai penjuru. Kini, baik kota besar maupun daerah-daerah berkembang, hampir semuanya telah terhubung dengan laju globalisasi yang terus menderu. Hal ini tentu baik adanya, karena dengan itu nantinya masyarakat akan jauh lebih terdorong untuk bisa berkembang maju ke depan. Akan tetapi, agaknya patut kita sadari bersama bahwa pesatnya arus globalisasi akan menjadi bumerang bagi kita sendiri mana kala tidak disikapi secara arif dan bijaksana, karena hal itu akan dapat mengarah pada tergerusnya nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa.
            Karakter budaya suatau bangsa tentu menjadi hal yang teramat vital keberadaanya. Lebih jauh, Wajiran (2012) mengatakan dalam tulisannya yang berjudul Ancaman Invasi Budaya Amerika bahwa kebudayaan memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan hasil karya cipta manusia. Oleh karena itu, dari kebudayaanlah seseorang atau sutau komunitas dikatakan beradab atau tidak beradab. Sebuah negera akan dikenal dan dihormati karena keluhuran budayanya. Itu sebabnya negara-negara maju selalu menjastifikasi keberadaban negaranya dengan keunggulan produk budayanya. Tidak berbeda dengan itu, seluruh warga Indonesia pun sejatinya dinilai perlu untuk bisa membangun kebanggaan terhadap negaranya sendiri guna menguatkan eksistensi dan idealismenya dalam menyikapi arus pesat globalisasi dunia.
URGENSI PENGUATAN NILAI-NILAI LUHUR BANGSA
            Budaya memang tak ubahnya seperti pisau bermata dua. Dengannya, kita dapat diuntungkan bila mampu menggunakannya dengan baik. Namun, bisa juga mencelakakan mana kala kita keteteran mengelola dan menyikapinya secara arif. Terlepas dari itu, budaya memiliki porsi yang cukup besar dalam memengaruhi segala sektor pertumbuhan bangsa. Baik sektor ekonomi, sosial, keamanan dan lainnya. Semuanya tidak terlepas dari pengaruh berbudaya itu sendiri. Indonesia sebagai salah satu negeri dengan berjuta keberagaman budaya yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur, tentu menjadi sebuah potensi yang begitu mahal harganya guna meningkatkan harkat dan martabat bangsa di masa depan nanti. Sayangnya, segala keberlimpahan karunia tersebut belum mampu termanfaatkan oleh kita dengan sebaik mungkin.
            Pergerusan nilai-nilai budaya bangsa yang kian hari kian kusut karena terus-terusan terkontaminasi budaya luar sudah tidak terelakkan lagi adanya. Parahnya lagi, pergerusan serta degradasi yang terjadi tersebut begitu gencar menerpa para generasi muda, yang mana kelak akan menjadi para pemimpin bangsa. Oleh karenanya, keberadaan peran pemerintah dalam menjaga eksistensi nilai-nilai luhur, khususnya nlai-nilai dari 4 pilar kebangsaan menjadi penting dirasa. Penguatan akan nilai-nilai luhur bangsa tersebut nantinya akan menjadi oase tersendiri bagi krisis yang tengah dialami oleh bangsa kita saat ini, dimana kebudayaan yang humanis telah hilang dan menjelma ke dalam pelbagai bentuk permasalahan seperti konflik, perseteruan dan perpecahan yang berkepanjangan.
SINERGISITAS MEMBANGUN BANGSA
            Selain proses penguatan nilai-nilai bangsa, hal lain yang tidak kalah penting yakni membangun sinergisitas dalam pelbagai kemajemukan yang ada. Seperti yang kita ketahui bersam bahwa Indoensia memiliki jutaan keanekaragaman budaya dan potensi, yang sudah barang tentu akan menjadi lebih optimal nantinya bila ditunjang dengan sinergisitas yang baik. Dalam hal ini, pilar Bhineka Tunggal Ika tentu menjadi salah satu pilar yang butuh diaplikasikan dengan komitmen penuh oleh kita semua. Tanpa adanya hal tersebut, maka segala kemajemukan yang ada bukan tidak mungkin akan menjadi akar perpecahan antar satu dan lainnya.
            Untuk mendorong terciptanya sinergisitas yang bertujuan pada terciptanya ketahanan dalam menghadapi era persaingan global, Ittihad Amin, Z (2007: 4.61) menjelaskan bahwa setidaknya kita perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kita miliki dalam segenap aspek kehidupan (astagrata). Kekuatan yang mencakup pada aspek geografi, sumber kekayaan alam, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam seharusnya dapat dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan lagi kedepannya. Sementara, untuk pelbagai kelemahan yang ada, perlu segera ditangani secara komprehensif sehingga kelemahan-kelemahan yang ada tidak menjadi batu ganjalan nantinya untuk kita membangun bangsa.
            Selain itu, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan keterpaduan pembangunan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta sektor-sektor yang ada juga menjadi hal penting yang harus digarisbawahi oleh kita bersama. Dengan memerhatikan kesemua hal itu, maka sinergisitas bukan tidak mungkin akan bisa kita capai bersama.
SAATNYA BANGGA MENJADI ANAK BANGSA
            Hal terakhir yang tidak kalah penting dalam menyikapi persaingan global yang begitu pesat nantinya adalah mengenai mental dan semangat kita untuk bisa menjadi anak bangsa yang seutuhnya bangga kepada negeri kita tercinta. Meskipun ini terbilang sederhana, namun nyatanya ini adalah hal yang begitu urgen. Tidak bisa dipungkiri bahwa mental adalah suatu hal mendasar yang dibutuhkan oleh suatu bangsa, terlebih ketika akan masuk dalam medan persaingan global. Mental bahkan dapat dianalogikan layaknya pendirian yang mampu meneguhkan siapa saja yang tengah kebingungan di dalam jurang kegamangan. Tanpa mental, maka kita hanya akan menjadi bangsa yang terombang-ambing dalam kebingungan karena tidak memiliki pegangan.
            Mental tentu tidak terbentuk secara instant. Ia perlu dibangun dan dipupuk sedini mungkin, tentunya dengan peran aktif pemerintah, masyarakat, media serta pihak-pihak lainnya. Akhirnya, dengan penguatan nilai-nilai luhur bangsa serta membangun sinergi secara komprehensif dan terintegrasi yang ikut disertai oleh mental juang yang tinggi, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mambangun kebanggaan negerinya di era globalisasi, karena bagaimanapun juga Indonesia adalah surga kaya raya yang menjadi kebanggaan kita semua.

Doni Apriyanto - Mahasiswa Untirta
(*)Tulisan ini pernah dimuat di kolom Wacana Publik Radar Banten Edisi 28 Maret 2013